ISTANA BOGOR : Sejarah dan Beragam Ruangan serta Koleksi Di Dalamnnya

Istana Bogor merupakan salah satu Istana Kepresidenan yang tersedia di Indonesia. Saat ini, Istana Bogor jadi daerah tinggal Presiden Joko Widodo. Istana Bogor atau Istana Kepresidenan Bogor berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda, Nomor 1, Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.

Istana Bogor berada di kurang lebih 60 kilometer dari Jakarta, dan 43 kilometer dari Istana Cipanas. Istana Bogor yang merupakan keliru satu istana peninggalan Belanda ini dibangun di atas lahan seluas 28,86 hektare, bersama dengan wilayah berada di ketinggian 290 mtr. di atas permukaan laut.

Sejarah Istana Bogor

Istana Bogor berada di kota Bogor yang pada era kolonial bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti “tanpa kekhawatiran”. Sejak tahun 1870 sampai 1942, Istana Bogor merupakan daerah kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris. Berikut adalah sejarah istana bogor yang harus kalian ketahui :

1. Awal Pembangunan

Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima bakal kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai konsep membangun wilayah berikut sebagai daerah pertanian dan daerah peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berupa tingkat tiga, yang mana pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan.

Ia sendiri lah yang membawa dampak sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Seiring bersama dengan waktu, perubahan-perubahan kepada bangunan awal dilakukan selama era Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles).

Bentuk bangunan Istana Bogor sudah mengalami beragam perubahan, sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan, beralih jadi bangunan istana paladian bersama dengan luas halamannya menggapai 28,4 hektare dan luas bangunan 14.892 m².

2. Terdampak Gempa Bumi

Musibah mampir pada tanggal 10 Oktober 1834, gempa bumi mengguncang akibat meletusnya Gunung Salak sehingga istana berikut rusak berat. Pada tahun 1850, Istana Bogor dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat ulang sebab disesuaikan bersama dengan situasi daerah yang sering gempa pada era itu. Pada era pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856), bangunan lama sisa gempa itu dirobohkan dan dibangun bersama dengan mengambil alih arsitektur Eropa abad ke-19.

Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan daerah kediaman resmi dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa mesti menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang.

3. Setelah Kemerdekaan Indonesia

Pada tahun 1950, setelah era kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor merasa dipakai oleh pemerintah Indonesia, dan resmi jadi keliru satu dari Istana Presiden Indonesia. Pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan lazim atas restu dari Presiden Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri setahunnya menggapai kurang lebih 10 ribu orang.

Pada 15 November 1994, Istana Bogor jadi daerah pertemuan tahunan menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation), dan di sana diterbitkanlah Deklarasi Bogor.

Bagian Bangunan dan Ruangan Istana Bogor

Istana Bogor mempunyai bangunan induk bersama dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks istana menggapai luas 1,5 hektare. Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:

  • Bangunan induk istana berfaedah untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara.
  • Sayap kiri bangunan yang punyai enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara asing.
  • Sayap kanan bangunan bersama dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala negara yang mampir berkunjung.
  • Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal bersama dengan nama Dyah Bayurini sebagai area peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini terhitung lima paviliun terpisah.
  • Kantor privat Kepala Negara.
  • Perpustakaan yang dilengkapi bersama dengan buku.
  • Ruang makan.
  • Ruang sidang menteri-menteri dan area pemutaran film.
  • Ruang Garuda sebagai daerah upacara resmi.
  • Ruang teratai sebagai sayap daerah penerimaan tamu-tamu negara.
  • Kaca Seribu.

Koleksi Istana Bogor

Banyak barang asli turun temurun yang berada di Istana Bogor rusak, hancur, atau hilang pada era Perang Dunia II. Karena itu, seluruh karya seni dan perabotan klasik yang berada di Istana Bogor bermula dari awal tahun 1950. Koleksi-koleksi karya seni dan dekorasi internasional banyak berasal dari hadiah negara-negara asing, yang mengimbuhkan aksen mewah di Istana Bogor. Salah satunya adalah daerah penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia yang melapisi lantai area utama di Istana Bogor.

Koleksi Istana Bogor meliputi:

  • 450 lukisan, di antaranya adalah karya pelukis Indonesia Basuki Abdullah, pelukis Rusia Makowski, dan Ernest Dezentjé.
  • 360 patung.
  • Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana.
  • Hadiah hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak, hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari Thailand pada tahun 1958.
  • Karpet langka dari Persia Marmer didatangkan langsung dari Italia.
  • Tempat Penyangga lilin cristal bergaya Bohemian.
  • Marmer didatangkan langsung dari Italia
  • Lampu kristal dari Cekoslovakia.
  • Semua perabotan kayu dari Jepara.

Alamat, Jam Operasional, dan Harga Tiket Masuk Istana Bogor

Istana Bogor berada di pusat kota Bogor bersama dengan alamat Jalan Ir. H. Juanda No.1, Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, bersama dengan jarak lebih 60 kilometer dari Jakarta atau lebih 43 kilometer dari Cipanas.

Jam Buka

  • Hari Selasa s.d Jumat pukul 09.00–15.00 WIB
  • Hari Sabtu s.d Minggu pukul 09.00–13.00 WIB
  • Hari Senin dan libur nasional (tutup)

Cara Berkunjung

Jika ingin berkunjung, Kalian mesti ikuti syarat dan keputusan yang berlaku. Adapun tata cara untuk bisa mendatangi daerah ini, yakni:

  • Mengajukan surat permintaan yang dimaksudkan kepada Kepala Museum Kepresidenan RI, Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jl. Ir. H. Juanda No.1.
  • Mencantumkan Nomor Kontak (HP dan Telepon) penanggung jawab rombongan.
  • Melampirkan daftar nama peserta.
  • Surat bisa dikirim langsung atau dikirim lewat email.
  • Surat di terima paling lambat 7 hari sebelum kala berkunjung.

Demikian informasi perihal Istana Bogor, semoga berfaedah yaa guys!