Mengenal Sri Astari Rasjid, Seniman Sekaligus Mantan Dubes RI yang Telah Berpulang

Sri Astari Rasjid, mantan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Bulgaria merangkap Albania dan Macedonia dilaporkan berpulang pada Minggu, 11 Desember 2022.

Dia dilantik oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai dubes untuk periode 2016-2020.

Berdasarkan informasi, Sri Astari meninggal dunia pada Minggu malam di Farrer Park Hospital, Singapura, pada pukul 19.49 waktu setempat.

Selain menjadi Dubes, wanita kelahiran Jakarta tahun 1953 tersebut juga dikenal sebagai seorang seniman dan memiliki segudang prestasi. Karya seni yang dihasilkannya banyak mengangkat tema kehidupan perempuan Indonesia yang dibentuk oleh beragam faktor dalam lingkungan sosial.

Ada pun terkait latar belakang pendidikannya, Astari diketahui pernah mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1973. Dia mengambil jurusan Sastra Inggris.

Karena kecintaannya terhadap dunia seni, Astari melanjutkan pendidikannnya di Universitas Minnesota, Amerika Serikat mengambil Advanced Painting.

Istri dari Haroen Al Rasjid ini juga pernah mengikuti kursus melukis pada Royal College of Art di London, Britania Raya.

Raih Penghargaan Bergengsi

Untuk diketahui, Astari pernah menyabet sejumlah penghargaan bergengsi seiring kecintaannya dalam dunia seni. Di antaranya Philip Morris Indonesian Art Awards VI (1999) dan Madara Horseman-1st Degree dari Presiden Bulgaria, Rumen Radev pada 25 Juni 2020.

Penghargaan diberikan atas kecakapan dan kontribusi signifikan Duta Besar Sri Astari Rasjid dalam membangun, memperkuat, dan membina hubungan bilateral antara Bulgaria dan Indonesia.

Penghargaan tersebut diberikan melalui prosesi penganugerahan khusus yang dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Republik Bulgaria dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

“Bintang kehormatan ini saya anugerahkan sebagai bentuk pengakuan kepada Anda dalam membawa hubungan Indonesia dan Bulgaria pada tingkatan yang lebih tinggi. Ini tidak hanya berarti bagi kedua negara, tetapi juga bagi bangsa dan masyarakat,” demikian disampaikan Presiden Rumen Radev kepada Dubes Sri Astari Rasjid.

Seiring kesuksesannya, sejumlah pameran tunggal pernah digelarnya. Dua di antarannya dilakukan di Bali pada tahun 2000. Recollections, Ganesha Gallery Four Seasons Resort Bali dan Wings & Excursions, Ganesha Gallery, Four Seasons Resort Bali.

Sedangkan pada tahun 2008, Astari Rasjid juga menggelar hasil karyanya di His/Hers Exhibition, Vanessa Art Link 798 District, Beijing.

Tema dan Motif Karya Sri Astari Rasjid

Banyak dari karya Astari yang mengeksplorasi masalah dan tekanan yang muncul akibat modernisasi, demokratisasi, globalisasi, dan kebebasan dalam kehidupan urban perkotaan yang bertentangan dengan budaya patriarki dan komunal yang mengakar dalam lingkungan perempuan Indonesia.

Benda-benda yang diciptakannya lebih mencirikan perempuan. Salah satunya berupa tas tangan. Motif tersebut kerap digunakan Astari dalam karya seni patungnya.

Contohnya adalah patung “La Vie En Rose” (2006), menampilkan tas tangan yang diisi dengan mawar dan senapan.

 

Baca Juga: