Mengenal Gejog Lesung, Kesenian Yang Tumbuh Dari Kalangan Para Petani Di Yogyakarta

Gejog lesung adalah kesenian tradisional masyarakat pedesaan. Salah satunya terdapat di dusun Nitiprayan Desa Ngestiharjo. Kesenian ini menggunakan alu dan lesung sebagai medianya. Tabuhan lesung dan alu ini menghasilkan nada atau suara yang indah. Dahulu lesung dan alu merupakan alat penting dalam pertanian untuk menumbuk padi.

Permainan Gejog Lesung ini sebagai alat untuk memisahkan padi dari kulit dan tangkainya sejatinya sudah ada di kalangan petani sejak lama, sebelum menjadi seni pertunjukan musik dalam arti sebenarnya seperti saat ini. Kesenian ini juga kerap digunakan sebagai pengisi waktu luang para petani setelah seharian bekerja menumbuk padi di sawah.

Konon kabarnya, permainan Gejog Lesung yang berasal dari kota Yogyakarta ini sudah dimainkan sejak dahulu. Bahkan puluhan hingga ratusan tahun yang lalu. Biasanya para petani memainkan Gejog Lesung ini pada saat panen tiba.

Cara memainkan Gejog Lesung, alat musik klasik khas para petani

Untuk memainkan kesenian Gejog Lesung ini diperlukan sekelompok orang yang bergantian memukuli lesung menggunakan alu pada bagian atas, samping, tengah, atau tepat pada bagian cekungan sehingga menimbulkan suara “thok thek thok thek” bersahut-sahutan yang berirama cukup unik.

Seiring dengan irama pukulan para penabuh lesung, kelompok yang lain berperan menyanyikan tembang Jawa sambil menari. Adapun tembang-tembang yang dilantunkan biasanya bernuansa agraris, di antaranya Wulung kelalang, Caping Gunung dan Ayam Ngelik.

Sejarah Gejog Lesung

Dikutip dari situs Wikipedia, awal mula keberadaan Gejog Lesung ini telah dikenal ratusan tahun yang lalu yang diyakini berasal dari mitos dan legenda masyarakat agraris Yogyakarta. Yang kini dijadikan tradisi pada saat malam gerhana bulan tiba. Sebagian besar masyarakat Jawa pada zaman dahulu mempercayai bahwa pada saat gerhana matahari atau bulan terjadi dikarenakan ada raksasa Batara Kala yang memakan matahari. Orang-orang harus memukuli setiap benda yang ada termasuk lesung agar raksasa tersebut memuntahkan lagi matahari.

Ada pula yang mengaitkan Gejog Lesung ini dengan sejarah masuknya seni Ketoprak ke kawasan Yogyakarta pada sekitar abad XX. Dikarenakan dimainkan dengan iringan Gejog Lesung, Ketoprak yang diciptakan oleh seorang Pangeran Wreksadiningrat ini dikenal dengan sebutan “Ketoprak Lesung”. Kemudian kesenian Ketoprak Lesung ini berkembang menjadi “Ketoprak Mataram” yang kerap diiringi dengan Gamelan Jawa.

Makna dari kesenian Gejog Lesung

Terdapat sebuah makna yang terpendam didalam sebuah kesenian Gejog Lesung ini diantaranya yaitu untuk mempersembahkan kepada “Dewi Padi” yang sudah memberikan hasil panen yang melimpah. Makna ini hampir serupa dengan kesenian Rengkong asal Sunda dan Tari Gambyong asal Surakarta.

Permainan Gejog Lesung Semakin Penuh?

Gejog Lesung merupakan alat musik klasik yang suka dimainkan oleh para petani pada saat panen tiba atau sekedar mengisi waktu luang. Akan tetapi sering berjalannya waktu, mesin-mesin praktis penggiling padi mulai tersedia. Hal ini menyebabkan sebagian besar para petani beralih menggunakan mesin(Selep) tersebut dan meninggalkan kegiatan menumbuk padi.

Dampak dari kemunculan mesin penggiliangan padi tersebut mengakibatkan mengkikis permainan Gejog Lesung di kalangan para petani. Memang kehadiran mesin padi tersebut dapat memudahkan para penduduk agraris, akan tetapi sangat disayangkan juga Gejog Lesung ini semakin penuh seiring berkembangnya zaman yang modern.

Upaya Pelestarian

Pemerintah setempat dan berbagai kelompok masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan beragam upaya untuk melestarikan kesenian “Gejog Lesung” ini. Di antaranya dengan membangkitkan minat masyarakat sekitar, terutama pada generasi muda-mudi, melalui pelatihan dan sosialisasi.

Upaya pelestarian Gejog Lesung lain juga diterapkan dengan cara menyelenggarakan festival dan lomba hingga ketingkat Kabupaten dan Provinsi, baik secara skala maupun dilakukan dengan rutin (setahun sekali). Contohnya, pada “Festival Padhang Bulan”.

Sehingga meskipun sudah ada mesin penggilingan padi, tetapi kesenian atau permainan Gejog Lesung ini masih bisa kita lihat di berbagai acara tertentu seperti festival, lomba, upacara adat, acara bersih desa, gerhana matahari/bulan dan peyambutan para tamu.

Demikian ulasan kita kali ini mengenai kesenian Gejog Lesung yang berasal dari Yogyakarta dari penduduk agraris. Semoga ulasan diatas dapat bermanfaat ya..Terimakasih

 

Baca Juga: